Kayane Ora lengkap neng wong ngapak ora ngerti sejaraeh dhewek , ya sory sori maaf ngapurane bae nek kurang bener soale golet brosingan kayane kiye sing bener , ijin copas bae lah yoh . hehehehehe
Sejarah kabupaten Banyumas (asal usul Babad Banyumas) berawal dari kisah Raden Joko Kahiman, tepatnya pada jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raja Sultan Hadiwijaya. Raden Joko Kahiman
adalah putra R. Banyaksasro dengan Nyi Banyaksosro, putri Adipati
Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah
putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan
maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu
Ratu Pamekas (putri Raja Pajajaran). Semenjak kecil Raden Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta dan Nyai Ngaisah yaitu putri R. Baribin yang bungsu.
Saat itu terjadi peristiwa musibah
pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworejo
(sekarang) atas diri Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) yang
disebabkan oleh kesalahpahaman Kanjeng Sultan. dalam perjalanan pulang
dari pisowanan ke Pajang. Untuk menebus kesalahannya tersebut, maka
Sultan Pajang berkeinginan untuk memanggil putra Adipati Wirasaba. Namun
diantara semua putranya tersebut tidak ada yang berani menghadap.
Hingga akhirnya salah satu putra menantunya (Raden Joko Kahiman)
memberanikan diri untuk menghadap setelah semua keluarga sepakat bahwa
apabila nanti mendapat sanksi maka akan dihadapi olehnya seorang diri
dan apabila mendapatkan anugerah maka putra-putra yang lain tidak boleh
iri hati.
Dan sesampainya di kediaman Kasultanan Pajang ternyata Raden Joko Kahiman diberikan anugerah sebuah jabatan mulia untuk menjadi Adipati Wirasaba ke VII dengan gelar Adipati Warga Utama II.
Sekembalinya dari Kasultanan Pajang Raden Joko Kahiman
tidak lantas takabur. Dengan seijin dari Kanjeng Sultan maka wilayah
kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian untuk diberikan kepada
iparnya.
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Kejawar dikuasai oleh Raden Joko Kahiman sendiri
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Kejawar dikuasai oleh Raden Joko Kahiman sendiri
Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya maka dijuluki Adipati Marapat.
Di wilayah Kejawar inilah Raden Joko Kahiman mulai membuka hutan Mangli untuk dijadikan pusat pemerintahan yang akhirnya diberi nama Kabupaten Banyumas. Kabupaten Banyumas berdiri pada hari Jum’at Kliwon tanggal 6 April 1582 Masehi (12 Robiul Awwal 990 Hijriyah). Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990.
Di wilayah Kejawar inilah Raden Joko Kahiman mulai membuka hutan Mangli untuk dijadikan pusat pemerintahan yang akhirnya diberi nama Kabupaten Banyumas. Kabupaten Banyumas berdiri pada hari Jum’at Kliwon tanggal 6 April 1582 Masehi (12 Robiul Awwal 990 Hijriyah). Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990.
Dari sejarah terungkap bahwa Raden Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :
a. Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
b. Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
c. Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.
a. Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
b. Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
c. Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.
Moto dan etos kerja untuk Kabupaten Banyumas adalah SATRIA. Candra atau surya sengkala untuk hari jadi Kabupaten Banyumas adalah “Bektining Manggala Tumataning Praja” yang berarti “Kebaktian dalam ujud kerja seseorang pimpinan/manggala menghasilkan akan tertatanya atau terbangunnya suatu pemerintahan“.